Problematika Pasar Tradisional Pamotan
Pasar Besar Tradisional Pamotan terletak di sebelah utara Masjid Agung Pamotan, dengan jarak kira-kira 1 km. Pasar besar tradisional ini menyatu dengan terminal bus Pamotan. Dengan letak strategis, setiap hari pasar ini selalu berlimpah pelbagai hasil tani yang berasal dari sebelah selatan deretan perdesaaan Rembang.Pasar tradisional Pamotan identik dengan toko klontong, kios-kios, dan juga pedagang eceran kebutuhan pokok seperti bahan makanan, buah, sayur-sayuran telur, daging dan juga pakaian.
Pasar Besar Tradisional Pamotan ini cukup apik dan ideal dalam hal tataruangnya. Deretan los pasar yang dihubungkan dua jalan pasar yang letaknya memanjang arah utara-selatan, dengan terhubung akses jalan tepi pasar yang seperti dua bidang berbentuk oval.
Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli barang bagi masyarakat, pasar juga merupakan salah satu cerminan perekonomian dan sosial budaya setiap komunitas di dunia ini. Seiring dengan perkembangan zaman dari waktu ke waktu pasar mengalami evolusi bentuk tempat dan juga cara pengelolaanya, dari yang bersifat tradisional sampai modern. Perkebangan pasar di dunia saat ini mulai mengalami perubahan, dari pasar tradisional menjadi pasar-pasar modern.
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta di tandai dengan adanya transaksi secara langsung dan biasanya terjadi prroses tawar menawar.
Seperti hal nya dengan Pasar Besar Tradisional Pamotan.
Terkait dengan pengamatan saya di hari Ahad kemarin bersama dengan teman saya bahwa di Pasar Pamotan terdapat beberapa problem, seperti Buang sampah sembarangan, tata kelola sampah yang amburadul, serta kesadaran dalam mempercantik tampilan los pasar, juga menjadi hal penting untuk didiskusikan sekaligus di eksekusi segera.
Selain itu terdapat problem yang lain di antaranya adalah :
Jalan masuk menuju Pasar
Berdasarkan foto pada saat saya melakukan kunjungan keadaan jalan menuju pasar tradisional dalam keadaan rusak.
Kondisi jalan setalah kunjungan setalah menulis fto
Beberapa sampah berserakan di atas jalan dan terkesan kotor, keadaan ini di mungkinkan adanya tindakan membuang sampah tidak pada tempatnya.
Beginilah keadaan masuk menuju Pasar Tradisional Pamotan.
Bangunan, toko, serta Kios
Berdasarkan foto bangunan toko serta Kios yang berhasil saya ambil keadaan antara.bangunan kios dan toko cukup berdempetan.
Tampak juga setiap kios atau toko di beri tambahan meja barang yang bertujuan untuk memajang produk jualanya, namun berdampak kesan menyempit kan ruang gerak pembeli atau toko atau bahkan memakan ruang pejalan pengunjung pasar atau pembeli yang menghubungkan antara koridor.
Walaupun demikian keadaan seperti itu lazim adanya di pasar tradisional.
Jarak antar pedagang satu dengan yang lainnya
Saya dan teman saya berkunjung untuk membeli bahan makanan untuk membuat seblak. Yang bahan makanan di jual oleh pedagang sayur yang berada di tengah pasar.
Disela menuju tempat tersebut, saya melintasi deretan pedagang toko dan lesehan. Tampak deretan penjual mulai dari penjual buah, penjual sayur, penjual ikan, penjual daging, penjual jajanan pasar, penjual baju, penjual jamu, penjual perabotan rumah tangga, penjual plastik, tukang jahit baju dan sol sepatu, tukang becak, tukang parkir, tukang angkut barang, tukang selepan kopi, tukang tosa, tukang ojek, dan lain-lain sedang sibuk dengan aktivitasnya.
Mereka saling berdampingan satu sama yang lain disepanjang koridor toko pasar. Tampak tidak ada batas antar pedagang. Terlihat, sesekali mereka saling bercengkrama sembari menanti pembeli barang dagangan dan jasanya.
Sampailah saya dan teman saya di pedagang sayur,
Disitu saya membeli sayur ada wortel,kol,sawi untuk di buat seblak. Karena saya dan teman saya suka banget dengan seblak.
Para pedagang yang jualan di pasar tradisional Pamotan sangat ramah dan murah senyum.
Saya dan teman saya di layani dengan baik sesuai permintaan pembelian.
Saya sangat suka dengan ibu ibu pedagangnya.
Setelah itu, saya pergi untuk membeli cilok bumbu kacang cilik kesukaan saya, penjual cilok tersebut biasanya mangkal di ujung sebelah timur Pasar Pamotan.
Melangkah menuju penjual cilok, saya melewati area penjualan ikan,daging,udang dan lain lain yang berasal dari hasil laut.
Pedagang hasil laut berjualan dalam satu tempat di area timur pasar Pamotan. Dalam Pengamat saya ada beberapa masalah di tempat ini mulai dari hal kebersihan nya masih kurang, dapat kalian lihat dari foto yang saya ambil sepulang sekolah.
Tempat nya luas namun bau yang sangat tak enak,dan tampak kotor perlu ada kesadaran bagi para penjual ikan.
Mungkin ketika pasar sudah mahu tutup tidak di bersihkan dahulu sebab nya bau yang tak sedap mengganggu pernafasan.
Sampailah di tukang cilok saya membeli 5000 untuk saya dan 5000 lagi untuk teman saya.
Kemudian kita berdua makan di bawah pohon dekat tempat kita parkir.
Di dalam Pasar Tradisional Pamotan terdapat beberapa tempat untuk parkir sepedah montor.
Beberapa ada di depan dan beberapa lagi ada di tengah hingga belakang pasar.
Hal ini dapat memudahkan ketika pada pembeli hendak membeli kebutuhan yang tidak jauh dari area tempat parkir.
Sembari bercerita,canda gurau,kita pun selesai memakan cilok.
Dan ingin membuang sampah di pembuangan tempat Sampah pasar Pamotan.
Sampailah saya di lokasi tempat sampah Pasar Pamotan. Lokasi sampah adalah di sebelah pojok timur pasar.
Bangunan fisik tempat sampah Pasar Pamotan adalah berpagar tembok pintu di bagian depan. Bangunan sampah tampak setinggi bangun sekitar. Atap bangunan dalam keadaan terbuka. Tampak sinar matahari dapat langsung menyinari tumpukan sampah sementara sebelum dibawa ke tempat pembuangan akhir.
Tempat pembuangan sampah pasar tradisional dicampur begitu saja tanpa ada pemilahan secara khusus terhadap jenis, bentuk, dan ukuran sampahnya. Terdapat dua bak pembuangan sampah. Sampah-sampah ini berasal dari toko para pedagang dan sisa aktivitas di dalam pasar. Sampah tersebut kemudian dikumpulkan oleh Petugas Kebersihan Pasar untuk dibawa ke tempat pengumpulan sampah. Disinilah sampah dari segala penjuru koridor los pedagang pasar.
Ini adalah potret saya setelah pulang sekolah,
Setelah pulang sekolah saya bersama dengan teman saya juga melakukan observasi ketika pasar ditutup, sembari mengambil potret di tempat pembuangan sampah.
Setelah saya menelusuri pasar tradisional,situasi pasar tradisional saat ini masih sama seperti dulu, tempat yang kurang bersih,jalan becek dan tak jarang pedagang membuang sampahnya sembarangan. itulah mengapa membuat pasar tradisional menjadi kurang berkembang dan saat saya melihat ke sekeliling pasar saya jarang menemukan ada anak muda yang berbelanja di sana. Alasan yang pasti tempat nya kotor, berdesakan dan kurang kemampuan untuk menawar harga yang di rasa anak muda malas ke pasar.
Berdasarkan hasil observasi ke pasar tradisional Pamotan di temukan juga beberapa masalah atau problem di Pasar Tradisional Pamotan di antaranya adalah :
1). Tdak jarang berlokasi kumuh, bau, kotor, semprawut, sehingga membuat ketidaknyamanan, dikarenakan kuranya sarana dan prasarana dalam kegiatan jual beli.
2). pedagang pasar membeli barang lebih mahal di bandingkan dengan pengusaha ritel moderm. Hal ini menyebabkan pedagang pasar tradisional menjual barang daganganya lebih mahal.
3). Keterbatasan stok barang membuat pedangan pasar tradisioanal kalah saing dengan pasar-pasar modern seperti mini market, hypermarket bahkan supermarket yang mempunyai modal lebih besar dan menyediakan stok barang yang banyak, bahkan bisa untuk tiga bulan kedepan.
Tiga hal itu turut menjadi jurang pembeda dari pedagan pasar tradisional dengan ritel modern, dan juga kita bisa lihat dan perhatikan pasar tradisional yang ada itu sering kaki dalam kondisi kurang higenis dan kurang nyaman. Masyaratkat saat ini berbelanja kebanyakan lebih mengedepankan kebersihan dan kenyamana saat berbelanja.
Nama: Niswatul Mardiyah
Kelas. :12 IPS 5
No absen:24
Komentar
Posting Komentar